Makalah Tantangan Era Digital

Mata Kulia : Pengantar Teknologi Informasi
Program Studi : Manajemen Informatika
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

Assalamualaikum Wr'wb
Pada kesempatan kali ini saya akan membagikan Makalah yang saya buat guna memenuhi tugas Pengantar Teknologi Informasi.
Makalah yang saya buat adalah Tantangan Era Globalisasi



MAKALAH
PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI
(TANTANGAN DI ERA DIGITAL)



OLEH        :

CRYSTIANA MAY SARI     (16753010)


MANAJEMEN INFORMATIKA  I  (A)
JURUSAN EKONOMI DAN BISNIS
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016



KATA PENGANTAR

Assalamuálaikum wr.wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat serta Karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan sanggup menyelesikan dengan baik dan mudah.
Makalah ini yang berjudul “Tantangan di Era Digital”guna untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pengantar Teknologi Informasi. Penghargaan yang tulus dan ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Mochamad Yusman, S.Kom, M.Kom selaku dosen pembimbing Mata Kuliah Kuliah Pengantar Teknologi Informasi, yang telah memberikan arahan, petunjuk dan bimbingan yang berharga selama penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Apabila dalam penyusunan banyak terjadi kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran penulis harapkan demi perbaikan Dengan demikian penulis mengucapkan terima kasih.

Wassalamuálaikum wr.wb



Bandar Lampung, 30 November 2016


Penulis,



DAFTAR ISI


Cover......................................................................................................................... i
Kata Pengantar........................................................................................................... ii
Daftar isi.................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang................................................................................................. 1
B.     Rumusan Masalah........................................................................................... 1
C.     Tujuan ............................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
A.    Tantangan Politik Era Digital........................................................................... 2
B.     Tantangan Ekonomi Era Digital...................................................................... 4
C.     Tantangan Sosial Budaya Era Digital............................................................. 6
D.    Tantangan Pertahanan dan Keamanan Era Digital........................................ 12
E.     Tantangan Teknologi Informasi Era Digital.................................................. 15
F.      Peluang Peluang di Era Digital .................................................................... 20

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan.................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Kemajuan teknologi, seperti di bidang industri, kesehatan dan bidang lainnya semakin berkembang pesat di era modern. Tak dapat dipungkiri, teknologi merupakan aspek penting bagi kehidupan masyarakat karena dengan kemajuan teknologi masyarakat dapat dimudahkan dalam pekerjaanya. Perkembangan teknologi tidak hanya membawa dampak positif saja namun juga banyak membawa dampak negatif, namun masih banyak masyarakat yang belum mengerti akan sikap yang harus di ambil dalam menghadapi tantangan di era globalisasi.Terutama dalam menghadapi era digital seperti saat ini banyak kejahatan-kejahatan dan pembajakan hak cipta yang dilakukan.Dan seiring berkembangnya pengetahuan yang dimiliki oleh manusia perusakan sistem komputer sering di lakukan.
B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas makalah yang saya buat akan membahas tentang:
1.                  Tantangan apa saja yang ada di era digital?
2.                  Apakah ancaman yang terjadi di era digital?
3.                  Apakah peluang- peluang yang terjadi di era digital?

C.  Tujuan
Dari rumusan masalah di atas dapat disimpulkan tujuan dan kegunaan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui tantangan apa saja yang terjadi di era digital
2. Untuk mengetahui ancaman apa saja yang terjadi di era digital
3. Untuk mengetahui peluang apa saja yang ada di era digital
BAB II
PEMBAHASAN
A.  Tantangan Politik Era Digital
             Bidang Politik Sebagai Tantangan. Dalam dekade delapan puluhan dan pada permulaan dekade sembilan puluhan terjadi perkembangan geopolitik di berbagai bagian dunia dengan dampak yang sangat mendasar.
Ternyata perkembangan tersebut bermula dari keyakinan berbagai masyarakat bangsa bahwa pendekatan ideologis tidak berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat betapapun kuatnya dampak pendekatan tersebut di bidang politik, militer, penguasaan teknologi dan perluasan hegemoni suatu negara bangsa.
Runtuhnya tembok Berlin, jatuhnya pemerintahan berhaluan komunis si Eropa Timur, moderenisasi yang terjadi di Republik Rakyat Cina yang di canangkan oleh Deng Tsiao Ping, bubarnya Uni Soviet sebagai negara, berakhirnya Perang Dingin, semakin terbukanya negara – negara anggota ”demokrasi rakyat” seperti Albania dan Kuba, tidak berlanjutnya perlombaan senjata dengan kemampuan pemusnahnya yang sangat dahsyat, kesedihan negara – negara anggota “klub nuklir” untuk menghancurkan berbagai senjata nuklir yang dimilikinya, dan penandatanganan perjanjian yang terkenal sebagai “Non Proliferation Treaty” oleh hampir semua negara anggota Perserikatan Bangsa – Bangsa merupakan contoh – contoh perkembangan tersebut.
Akan tetapi perkembangan yang mengembirakan tersebut belum memungkinkan umat manusia untuk mengatakan bahwa dunia sudah benar – benar aman dan bebas dari ancaman perang. Masih ada beberapa negara yang tidak bersedia untuk meratifikasi perjanjian “Non Proliferation Treaty” tersebut dan bahkan terus mengembangkan kapasitas nuklirnya. Juga terdapat negara yang meskipun sudah meratifikasi perjanjian tersebut, melanggar jiwa dan semagat perjanjian itu.
Disamping itu, masih terlihat lima perkembangan geopolitik yang menjadikan dunia belum sepenuhnya bebas dari ancaman perang dunia, perang regional dan perang lokal.
Pertama : Di berbagai bagian dunia masih terdapat despot yang memerintah bangsanya dengan tangan besi dan secara diktatorial dan proses demokratisasi di bidang politik tidak terjadi sama sekali.
Kedua : Berbagai negara masih terus memperkuat dan memperluas hegemoninya di bidang politik, ekonomi dan militer.
Ketiga : Di banyak negara terdapat gerakan – gerakan separatis — misalnya berdasarkan suku atau agama — yang jika dibiarkan akan mengancam eksistensi negara bangsa yang bersangkutan.
Keempat : Di banyak negara bangsa timbul gerakan – gerakan ekstrem fundamentalis — berdasarkan agama misalnya — yang juga merupakan ancaman terhadap kedaulatan dan kemerdekaan negara bangsa yang bersangkutan .
Kelima : Masih adanya pandangan tentang “supremasi” bangsa tertentu yang antara lain berakibat pada pelecehan martabat bangsa lain dan menolak kehadiran bangsa – bangsa lain itu di negara yang bersangkutan.
Dalam situasi demikian, tidak mengeherankan apabila semua negara bangsa terus membangun kekuatan angkatan bersenjatanya dan memantapkan ketahanan politiknya. Dengan perkataan lain, menyelenggarakan pembangunan di bidang politik sebagai bagian integral pembangunan negara bangsa yang bersangkutan.
Pembahasan di muka menunjukan bahwa untuk mencapai tujuannya, untuk mempertahankan eksistensinya, untuk meningkatkan kemampuannya memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri, negara bangsa yang bersangkutan. Berbagai bidang pembangunan itulah yang menjadi fokus analis bagian – bagian selanjutnya.

B.  Tantangan Ekonomi Era Digital
Pertumbuhan ekonomi Asia diproyeksikan rata-rata 6,5% pada tahun 2015 dan  6,2% dalam 5 tahun ke depan. Pertumbuhan ekonomi melemah di  China sementara akan menguat di India – salah satu negara terkuat di kawasan Asia.
Khususnya di kawasan Asean pertumbuhan ekonomi diprediksi sekitar 4,6% pada tahun 2015 dan 5,2% pada tahun 2016-2020, yang dipimpin oleh Filipina dan Vietnam di antara Negara Asean. Konsumsi swasta diperkirakan memberikan sumbangan terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan Kekuatan ekonomi regional akan berperan secara strategis dalam menghadapi perkembangan ekonomi global. Untuk mempertahankan momentum pertumbuhan, kekuatan ekonomi regional perlu dibangun dengan menunjukkan indikator yang jelas serta agenda yang lebih efektif sehingga terjadi kekuatan global yang terintegrasi.
Koordinasi antar Negara harus dimaksimalkan, khususnya kerja sama antara Negara yang berkembang. Sama pentingnya dengan membentuk kolaborasi antar semua sektor yang dapat mendukung pertumbuhan yang berkesinambungan, termasuk di dalamnya menyiapkan langkah langkah untuk membentuk ‘single market economy’. Dalam era digital, komunikasi menjadi sarana utama untuk menginformasikan perkembangan. Strategi komunikasi pimpinan lembaga, baik pemerintahan dan swasta sangat menentukan.
Komunikasi tanpa strategi, dapat menimbulkan dampak yang tidak terkendali atau diprediksi. Dalam media sosial apa lagi, setiap pernyataan yang disampaikan dapat ditanggapi secara positif dan negatif, tergantung dari kepentingan dan tidak jarang, keisengan berbagai pihak – yang dapat menimbulkan bola salju yang bergerak tanpa arah, terlepas berita itu benar atau salah. Dalam era digital, persaingan semakin terbuka. Transparansi organisasi semakin dituntut. Satu kata kunci yang tidak dapat dihindari dalam era digital adalah kolaborasi. Tanpa kolaborasi, kita tidak bisa membuat aliansi yang dapat mendukung kita untuk bergerak maju.
Dampak globalisasi mengarah pada meningkatnya ketergantungan ekonomi antar Negara melalui peningkatan volume dan keragaman transaksi antar Negara (cross-border capital flows),pergerakan tenaga kerja (human movement), dan penyebaran teknologi informasi yang cepat sehingga secara sederhana dapat dikemukakan bahwa globalisasi secara hamper pasti telah merupakan salah satu kekuatan yang memberikan pengaruh terhadap masyarakat, kehidupan manusia, lingkungan kerja, & kegiatan bisnis.
Kekuatan ekonomi global menyebabkan bisnis korporasi, termasuk BUMN perlu melakukan tinjauan ulang terhadap struktur dan strategi usaha serta melandaskan strategi manajemenya dengan basis entrepreneurship, cost efficiency, & competitive advantages. Mencermati kondisi Indonesia dalam konteks ekonomi global.
Bangsa Indonesia perlu melakukan prioritas dalam memulihkan ekonomi, jika tidak segera di lakukan maka akan timbul berbagai konsekuensi serius antara lain :
1.      Semakin meningkatnya harga barang (tingkat inflasi yang tinggi)
2.      Jumlah pengangguran yang semakin meningkat
3.      Kemiskinan structural yang semakin memilukan
4.      Hutang yang semakin meningkat baik dari luar negeri ataupun dalam negeri
5.      Pertumbuhan ekonomi yang semakin rendah
Dampak positif di bidang ekonomi, yaitu :
1. Pasar yang sangat terbuka untuk produk-produk ekspor (dengn catatan produk ekspor Indonesia dapat bersaing si pasar internasional). Dengan demikian kesempatan pengusaha Indonesia sangat terbuka dalam menciptakan produk berkualitas yang dibutuhkan oleh pasar dunia
2. kesempatan kerja lebih terbuka, dan devisa Negara meningkat.
3. Mudah untuk mengakses modal investasi yang berasal dari luar negeri
4. Mudah mendapatkan barang yang dibutuhkan masyarakat dan belum diproduksi di Indonesia
5. Kegiatan pariwisata akan meningkat sehingga mampu membuka lapangan kerja dan juga menjadi ajang promosi produk-produk Indonesia
Dampak negatif di bidang ekonomi, yaitu :
1. Masuknya tenaga kerja asing
2. hilangnya pasar produk Indonesia karena kalah bersaing dengan produk luar negeri
3. usaha- usaha di Indonesia akan mati karena banyak produk impor dipasaran Indonesia
Adanya globalisasi juga berdampak pada kehidupan suatu bangsa, termasuk Indonesia. Pengaruh globalisasi dapat bersifat positif dan negatif. Pengaruh ini akan mempengaruhi nilai-nilai nasionalisme suatu bangsa.

C.  Tantangan Sosial Budaya Era Digital
– Globalisasi mengubah bentuk kehidupan keseharian kita secara mendasar.
1) Meningkatnya Induvidualisme
Dulu, kesempatan individu untuk menentukan dirinya sendiri dibatasi masyarakatnya, entah leh tradisi maupun oleh kebiasaan-kebiasaan yan berlaku. Di era globalisasi ini, kesempatan individu untuk mengatur dan menentukan yang terbaik bagi dirinya sendiri sangat terbuka lebar.
2) Pola Kerja
Pekerjaan-pekerjaan mengarah ke era perekonomian berbasis pengetahuan. Orang-orang sudah tidak mengandal kerja penuh di kantor, tetapi part time job. Perempuan telah masuk dunia kerja.


3) Kebudayaan Pop
Citra, gagasan, dan gaya hidup baru menyebar dengan begitu cepat keseluruh pelosok dunia lebih daripada sebelumnya.
Dampak Globalisasi dalam bidang Sosial Budaya :
Semakin bertambah globalnya berbagai nilai budaya kaum kapitalis dalam masyarakat dunia. Merebaknya gaya berpakaian barat di negara-negara berkembang. Menjamurnya produksi film dan musik dalam bentuk kepingan CD/ VCD atau DVD.
Dampak globalisasi sosial dan budaya.
Globalisasi dapat memperluas kawasan budaya. Globalisasi dapat timbulkan dampak negative. Akibat dari pengaruh globalisasi:
* Disorientasi, dislokasi atau krisis social-budaya dalam masyarakat.
* Berbagai ekspresi social budaya asing yang sebenarnya tidak memiliki basis dan preseden kulturalnya.
* Semakin merebaknya gaya hidup konsumerisme dan hedonisme.
Sisi negative globalisasi budaya:
• Akibatkan erosi budaya
• Lenyapnya identitas cultural nasional dan local
• Kehilangan arah sbg bangsa yang memiliki jati diri.
• Hilangnya semangat nasionalisme dan patriotisme
• Cenderung pragmatisme dan maunya serba instant.

MANFAAT GLOBALISASI SOSIAL BUDAYA UNTUK KEHIDUPAN MASYARAKAT
Globalisasi sosial dan budaya sudah memasuki negara Indonesia sejak lama. Globalisasi ini cenderung lebih diterima oleh para remaja, masyarakat dengan status sosial yang lebih tinggi, dan masyarakat yang hidup di kota. Namun, tidak menutup kemungkinan, masyarakat yang tinggal di daerah terpencil juga bisa menerima adanya globalisasi. Hal tersebut tidak terlepas dari peran kemajuan teknologi.
Saat ini, di era globalisasi, semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, semua informasi yang berasal dari daerah atau bahkan negara lain bisa masuk ke dalam kehidupan kita dengan begitu cepat. Sebagai contoh, pada tanggal 17 Januari 2013 di Ibukota Jakarta sedang terjadi banjir. Karena kemajuan ilmu pengetahuaun dan teknologi, masyarakat yang tinggal di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera, dan kota-kota lainnya bisa mengetahui informasi bencana tersebut pada hari itu juga. Bahkan, masyarakat yang tinggal di negara-negara lain juga dapat mengetahui informasi tentang kejadian tersebut tanpa harus datang dan menyaksikannya secara langsung.
Selain memabawa dampak positif terhadap dunia, globalisasi juga membawa dampak negatif. Walaupun sebenarnya dampak negatif itu telah dirasakan oleh masyarakat, namun mereka tidak menyadari bahwa globalisasi telah menjajah mereka. Sebagai contoh, akibat dari adanya globalisasi dan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, masyarakat, salah satunya masyarakat Indonesia, mulai mempelajari dan mengikuti budaya-budaya negara asing yang menurut mereka adalah budaya yang unik dan bagus. Bahkan mereka bisa mempelajarinya tanpa harus datang langsung dan mempelajarinya secara langsung di negara yang bersangkutan.
Kebudayaan Indonesia saat ini sudah mulai tersingkirkan dengan adanya kebudayaan asing yang lebih mendunia. Padahal jika lebih diperhatikan lebih diteliti lagi, kebudayaan Indonesia tidak kalah bagus dan uniknya bila dibandingkan dengan kebudayaan lain. Dan sayangnya, kebanyakan masyarakat Indonesia, khususnya para remajanya, saat ini lebih tertarik pada budaya asing daripada budaya negeri sendiri.
Tidak pernahkah kita bayangkan betapa bahagianya masyarakat negara lain saat mereka mengetahui bahwa budaya mereka sedang kita pelajari sedangkan kita sendiri buta tentang budaya negeri sendiri? Tidak sadarkah kita kalau kita sedang dijajah oleh bangsa lain saat kita mempelajari budaya mereka dan mulai meninggalkan budaya kita sendiri?
Kebudayaan bukan hanya mengenai suatu tarian ataupun alat musik yang kuno dan antik serta situs sejarahnya. Kebudayaan bisa juga mengenai bahasa dari negara itu sendiri, perilaku dari bangsanya, dan segala sesuatunya yang bisa mengidentifikasi tentang negara tersebut.
Bicara mengenai bahasanya, kebanyakan masyarakat Indonesia tidak bisa menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Bukannya memperbaiki cara mereka berbahasa Indonesia yang baik dan benar, mereka malah asyik sibuk kursus kesana kemari untuk mempelajari bahasa asing. Tidak bisa disangkal, sebagai makhluk sosial manusia harus mempelajari bahasa dan budaya asing agar bisa berkomunikasi dan beradaptasi dengan masyarakat dari negara lain.
Perilaku. Perilaku masyarakat Indonesia saat ini bisa dibilang sudah banyak dipengaruhi oleh budaya-budaya asing. Individualisme sudah hampir merata dalam pribadi masyarakat Indonesia. Sekarang ini, gotong royong yang merupakan asli dari budaya negara kita sudah mulai jarang dilakukan, terutama di kota-kota besar. Ketika ada orang lain yang jatuh dari motor misalnya. Mereka yang melihat kejadian tersebut hanya menonton saja. Jangankan bergerak mendekat, bergemingpun tidak.
Jika kita pergi ke kota-kota besar, seperti Jakarta, Bali, dan sebagainya, kita akan lebih sering melihat perempuan-perempuan dengan celana pendek dan rok mininya daripada celana atau rok panjang yang menutup kaki jenjang mereka. Padahal perilaku tersebut tidak sesuai dengan kebudayaan asli negeri kita.
Ketika kita sibuk dengan budaya dan pernak-pernik negara lain, ada sebuah negara yang mengakui salah satu kebudayaan milik kita sebagai kebudayaan negara mereka, kita barulah sadar bahwa kita juga mempunyai kebudayaan yang ternyata disukai oleh bangsa asing sampai-sampai diperebutkan oleh mereka, yang diam-diam juga mempelajari budaya negeri kita.
Sebagai manusia yang mempunyai rasa ingin tahu dan penasaran yang tinggi, memang sudah sewajarnya bila kita ingin tahu dan ingin mempelajari tentang budaya negara asing. Namun, jangan sampai karena keingintahuan kita, kita malah dijajah oleh bangsa lain tanpa kita sadari. Tidak ada salahnya bila kita mulai mempelajari kebudayaan dengan mempelajari kebudayaan kita terlebih dahulu. Dan ambillah nilai-nilai positif dari kebudayaan-kebudayaan asing yang kita pelajari yang sesuai dengan jati diri kita sebagai bangsa Indonesia.
Kondisi masyarakat indonesia pada era globalisasi
Menurut saya masyarakat Indonesia saat ini sangat buruk pada masa sekarang terutama di Era globalisasi kini telah merambah masuk di semua sektor kehiupan bangsa indonesia, yang pada akhirnya akan berdampak terhadap budaya berfikir masyarakat indonesia. Saat ini pola berfikir masyarakat indonesia yang cenderung (tidak seluruhnya) tlah banyak mengarah pada budaya-budaya barat yang notabane cenderung mencontoh pada perilaku yang negatif. Budaya tersebut tercermin dengan menjadikan budaya barat sebagai sebuah patron dari kemajuan peradaban berfikir manusia. Banyak saat ini generani muda yang meniru pola kehidupan barat, dengan berbagai gaya dan perilakunya yang negatif dalam kehiodupan sehari, atau saat ini dikenal dengan sebutan “anak gaul” dimanakan idedalisme kita saat globalisasi merambah masuk dalam sistem kehidupan kita, apakah ini bentuik dari memudarnya pola berfikir generasi muda sebagai penerus bangsa.
Era globalisasi memang tidak bisa di justification selalu membawa dampak yang negatif bagi kita, namun dalam hal ini menurut saya eksistensi dari globalisasi tersebut lebih dominan kearah negatif, banayk contoh kasus yang dapat kita temukan, yaitu : maraknya seks bebas dilalangan remaja , yang saat ini dianggap bukan hal yang tabu lagi, perkembangan poirnografi yang dengan kemajuan teknologi yang canggih banyak dikonsumsi oleh anak dibawah umur dengan bebas dan mudah, tingkat peggunaan obat-obat terlarang yang sanagt memperhatikan. Kita sebagai negara dunia ketiga dijadika objek pasar dari penjualan obet terlarang internasional.
Oleh karena itulah kitaa perlu membangun kemvbali pondasi pla berfikir kitya, sebagai pengemban tugas berat penerus cita-cita bangsa yang beradab sesuai dengan perilaku kita sebagai orang timur. Langkah awal yang harus dilakukan menurut saya adalah coba kita gali terlebih dahulu npotensi-potensi yang terdapat pada banga kita, masih banyak potensi yang belum kita gali, yang sebenarnya hal tersebut sanagt berpengaruh bagi kita untuk tetap menjaga dan melestarikan eksistensi kultur sosial budaya bangsa indonesia, jangan jadikan budaya barat(dalam hal ini masuk melalui era globalisasi) sebagai patron pola berfikir, karena dari pola berfikir inilah nantinya perilaku kita dalam kehidupan sehari-hari secara akan tidak akan terpengaruh dengan pola kehidupan buddaya barat yang bebas. Tunjukkaan bahwa kita sebagi bangsa yang besarf dengan keaneka ragaman kultur sosial budaya mampu bersaing dengan mereka, dengan menerapkan pola fikir kritis.
Era globalisasi kini telah merambah masuk di semua sektor kehiupan bangsa indonesia, yang pada akhirnya akan berdampak terhadap budaya berfikir masyarakat indonesia. Saat ini pola berfikir masyarakat indonesia yang cenderung (tidak seluruhnya) tlah banyak mengarah pada budaya-budaya barat yang notabane cenderung mencontoh pada perilaku yang negatif. Budaya tersebut tercermin dengan menjadikan budaya barat sebagai sebuah patron dari kemajuan peradaban berfikir manusia. Banyak saat ini generani muda yang meniru pola kehidupan barat, dengan berbagai gaya dan perilakunya yang negatif dalam kehiodupan sehari, atau saat ini dikenal dengan sebutan “anak gaul” dimanakan idedalisme kita saat globalisasi merambah masuk dalam sistem kehidupan kita, apakah ini bentuik dari memudarnya pola berfikir generasi muda sebagai penerus bangsa.
Era globalisasi memang tidak bisa di justification selalu membawa dampak yang negatif bagi kita, namun dalam hal ini menurut saya eksistensi dari globalisasi tersebut lebih dominan kearah negatif, banayk contoh kasus yang dapat kita temukan, yaitu : maraknya seks bebas dilalangan remaja , yang saat ini dianggap bukan hal yang tabu lagi, perkembangan poirnografi yang dengan kemajuan teknologi yang canggih banyak dikonsumsi oleh anak dibawah umur dengan bebas dan mudah, tingkat peggunaan obat-obat terlarang yang sanagt memperhatikan. Kita sebagai negara dunia ketiga dijadika objek pasar dari penjualan obet terlarang internasional.
Oleh karena itulah kitaa perlu membangun kemvbali pondasi pla berfikir kitya, sebagai pengemban tugas berat penerus cita-cita bangsa yang beradab sesuai dengan perilaku kita sebagai orang timur. Langkah awal yang harus dilakukan menurut saya adalah coba kita gali terlebih dahulu npotensi-potensi yang terdapat pada banga kita, masih banyak potensi yang belum kita gali, yang sebenarnya hal tersebut sanagt berpengaruh bagi kita untuk tetap menjaga dan melestarikan eksistensi kultur sosial budaya bangsa indonesia, jangan jadikan budaya barat(dalam hal ini masuk melalui era globalisasi) sebagai patron pola berfikir, karena dari pola berfikir inilah nantinya perilaku kita dalam kehidupan sehari-hari secara akan tidak akan terpengaruh dengan pola kehidupan buddaya barat yang bebas. Tunjukkaan bahwa kita sebagi bangsa yang besarf dengan keanekaragaman kultur sosial budaya mampu bersaing dengan mereka, dengan menerapkan pola fikir kritis.
D.  Tantangan Pertahanan dan Keamanan Era Digital
Di beberapa bagian dunia, masih terjadi konflik dan pertempuran dengan menggunakan persenjataan yang kian canggih. Selain kekuatan bersenjata, penggunaan teknologi informasi seperti internet juga marak dilakukan sebagai sarana propaganda. Indonesia harus bersiap menghadapi dinamika dunia dengan menyiapkan system ketahanan nasional.

Mungkin ancaman bangsa Indonesia saat ini bukan dalam bentuk kontak persenjataan yang melibatkan armada perang dengan Negara luar. Di dalam negeri masih ada gerakan teroris dan separatis yang masih melakukan aksi secara sporadis. Namun ancaman terbesar bangsa ini adalah degradasi moral dan karakter bangsa akibat teknologi informasi yang berkembang pesat di tengah masyarakat yang masuk tanpa sensor.
Pengaruh itu dalam bentuk paham, budaya, ideology luar yang masuk melalui dunia maya dan dapat diakses semua orang termasuk generasi muda. Budaya kebebasan, paham yang radikal dan ideology yang bertentangan dengan nilai pancasila menyeruak dan mempengaruhi anak bangsa. Maka pemerintah perlu membekali masyarakat dengan paham-paham kebangsaan dan karakter Pancasila untuk menangkis dan membentengi pengaruh yang tidak sesuai dengan kepribadian  bangsa.
Konsep Ketahanan Nasional
Ketahanan nasional (tannas) Indonesia adalah kondisi dinamik bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampua mengembangkan kekuatan nasional, dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan , baik yang dating dari dalam maupun luar untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan Negara, serta perjuangan mencapai tujuan nasional.
Ketahanan nasional adalah kondisi kehidupan nasional yang harus diwujudkan, dibina terus menerus dan sinergis, mulai dari pribadi, keluarga, lingkungan, daerah dan nasional bermodalkan keuletan dan ketangguhan yan mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional. Proses berkelanjutan untuk mewujudkan kondisi tersebut dilakukan berdasarkan pemikiran geostrategic yang dirancang dengan memerhatikan kondisi bangsa dan konstelasi georafi Indonesia.

Konsepsi ketahanan nasional Indonesia adalah konsepsi pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang, serasi dan selaras dalam selurh aspek kehidupan secara utuh dan menyelurh serta terpadu berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan wawasan nusantara. Konsepsi ini merupakan pedoman untuk meningkatkan keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan.
Adapun asas-asas ketahanan nasional adalah :
Asas kesejahteraan dan keamanan; kesejahteraan dan keamanan merupakan kebutuhan manusia yan mendasar serta esensial baik sebagai perseorangan maupun kelompok dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Realisasi kondisi kesejahteraan dan keamanan dapat dicapai dengan menitik beratkan kepada kesejahteraan, tanpa mengabaikan keamanan. Sebaliknya, memberikan prioritas pada keamanan tidak boleh mengabaikan kesejahteraan. Baik kesejahteraan maupun keamanan harus selalu berdampingan pada kondisi apa pun. Dalam kehidupan nasional, tingkat kesejahteraan dan keamanan nasiona yang dcapai merupakana tolak ukur ketahanan nasional.
Asas Komprehensif integral : Sistem kehidupan nasional mencakup segenap aspek kehidupan bangsa secara utuh, menyeluruh, terpadu dalam perwujudan persatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan. Sehingga ketahanan nasional mencakup ketahanan segenap aspek kehidupan bangsa atau komprehensif dan integral.
Asas mawas diri ke dalam dan keluar; kehidupan nasional merupakan kehidupan bangsa yang salng berinteraksi dengan lingkungan sekelilingnya. Dalam proses interaksi tersebut dapat timbul beragai dampak yang bersifat positif maupun negative. Untuk itu diperlukan sikap awas diri ke dalam dan keluar. Mawas ke dalam bertujuan menumbuhkan hakikat, sifat dan kondisi kehidupan nasional itu sendiri berdasarkan nilai-nilai kemandirian yang proporsional untuk meningkatkan kualitas derajat kemandirian bangsa yang uket dan tangguh. Hal ini tidak berarti bahwa ketahanan nasiona mengandung sikap isosiasi atau nasionalisme sempit. Mawas Diri ke luar bertujuan untuk dapat berpartisipasi dan ikut berperan mengatasi dampak lingkungan strategis luar negeri serta menerima kenyataan adanya saling interaksi dan ketergantungan dalam dunia internasional.
Asas kekeluargaan; mengandung keadilan, kearifan, kebersamaan, kesamaan, gotong royong , tenggang rasa, dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam asas ini dakui adanya perbedaan dan perbedaan tersebut harus dkembankan secara serasi dalam hubungan kemitraan serta dijaga tidak berkembang menjadi konflik yang bersifa antagonis yang saling menghancurkan.
Dari pengalaman sejarah, bangsa Indonesia menyadari hakikat, jatidiri dan lingkungannya yang serba nusantara berikut kekuatan, kelemahan, peluang dan kendala yang dihadapinya. Kesadaran bangsa Indonesia yang dipengaruji konstelasi geografis dihadapkan pada lingkungan dunia yang serba berubah, memberikan motivasi, dorongan bagi terciptanya suasana damai dan tentram dalam kehidupan nasional, serta terselenggaranya ketertiban dan keadilan dalam membina hubungan antarbangsa dalam tatanan internasional.

E. Tantangan Teknologi Informasi Era Digital
Semua bentuk teknologi adalah sistem yang diciptakan oleh manusia untuk sesuatu tujuan tertentu, yang pada intinya adalah mempermudah manusia dalam memperingan usahanya, meningkankan hasilnya dan menghematnya serta sumberdaya yang ada.  Prospek dari teknologi pendidikan sejarah ini yaitu Teknologi pendidikan berusaha memecahkan dan atau memfasilitasi pemecahan masalah belajar pada manusia sepanjang hayat dimana saja kapan saja dengan cara apa saja dan oleh siapa saja.
Menurut Ferdinand Brandel prospek dari teknologi pendidikan adalah sebagai perbaikan proses serta sarana yang memungkinkan suatu generasi yang menggunakan pengetahuan generasi sebelumnya. Sedangkan menurut AECT ( Association For Educational and Tecnology ) menyebutkan bahwa prospek dari pada teknologi pendidikan itu mencangkup dua hal yang mendasar, yang antara lain :
1.Untuk menganalisis masalah mencari, melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia.
2.Membentuk, menjembati dan mengatasi persoalan-persoalan pendidikan. Proses transformasi global yang digerakkan oleh kekuatan sains, teknologi informatika dan transportasi, serta dibelakukannya sistem perdagangan bebas memiliki dampak luas terhadap kehidupan masyarakat. Hal ini juga berdampak pada pendidikan khususnya di bidang teknologi pendidikan. Dengan adanya era global maka semakin kompleks pula tantangan yang harus dihadapi oleh teknologi pendidikan. Tantangan tersebut antara lain:
1.Adanya perubahan sosial yang semakin capat berimplikasi pada pergeseran nilai masyarakat.
2.Hingga saat ini belum ada pengakuan pemerintah atas profesi Teknologi pendidikan.
3.Belum adanya inovasi-inovasi baru terkain dengan macam teknologi pendidikan baik dari segi teknologinya ( White board, elektronik, OHP, Vidio, TV, e-learning, Internet dan Lain-lain ) serta dalam proses maupun sistem.
4.Berkaitan dengan penyususnan teknologi, kurang penguasaan guru terhadap teknologi memunculkan kekhawatiran terhadap siswa, sehingga tidak memiliki hubungan kedekatan dengan guru yang berimplikasi siswa menjadi pasif selama penyususnan teknologi.
5. Adanya tranformasi global tidak selalu merupakan sesuatu yang positif. Banyaknya hiburan yang lepas dari kendali, banyaknya sajian yang kurang mendidik, kekerasan yang ada sehingga dapat menyebabkan siswa lebih banyak meniru dan melakukan apa yang didengar dan dilihatnya melalui teknologi sehingga hal-hal yang tidak diinginkan.
Perubahan tambal sulam dalam pendidikan pasti tidak akan efektif untuk menghadapi isu-isu global, seperti pentingnya perdamaian dan keselamatan dunia, lingkungan yang baik, air dan udara yang bersih, kesehatan, dan kemiskinan. Isu semacam ini menjadi tidak lagi menjadi isu lokal atau nasional, melainkan sudah menjadi isu yang diperdebatkan oleh dunia internasional.
Dengan kata lain, saat ini, masalah pendidikan tidak dapat lagi dibaca semata-mata dari kacamata pendidikan, melainkan harus merujuk pada isu-isu yang berbeda di kawasan non pendidikan. Hal ini menegaskan kembali betapa pentingnya pendidikan dengan basis yang luas. Mengenai betapa luasnya basis pendidikan, ucapan Hillary Clinton menarik untuk dikaji,  it takes an entire village to educate a single child. Sebuah desa yang jauh di luar batas lokasi geografi, dimana sang anak hidup, yaitu sebuah desa yang dihuni oleh enam miliar jiwa manusia.
Ucapan Hillary kembali mengingatkan kita, agar kita dan anak-anak didik kita harus mempersiapkan diri untuk memasuki proses yang bergerak menuju ke arah integritas, interdependensi, dan saling terikat. Anak didik kita tidak hanya menjadi anggota masyarakat di RT di lingkungan, di mana ia tinggal, melainkan perlu dipersiapkan untuk menjadi anggota masyarakat dunia. Luar biasa ! Betapa luasnya dasar yang melandasi pendidikan dalam era globalisasi.
Globalisasi memberikan visibility yang khusus bagi pendidikan. Globalisasi juga menyampaikan pesan khusus bahwa pendidikan harus mampu menciptakan knowledge society, yaitu masyarakat yang berkeyakinan bahwa pengetahuan dan keterampilan manusia jauh lebih penting daripada sumber alam, material yang melimpah, dan bahkan modal sekalipun.
Titik pandang seperti ini, penting sekali Anda hayati. Pandangan ini mengingatkan kita sebagai guru bahwa betapa pun terbatasnya fasilitas, bahan dan alat di sekolah dan kelas yang Anda ajar, asal pengetahuan dan keterampilan Anda memadai maka kualitas pengajaran yang Anda sampaikan masih tetap dapat dipertanggungjawabkan.
Tidak pernah sebelumnya terjadi bahwa pengetahuan betul-betul merupakan kekuatan, dan dengan alasan ini pula pendidikan merupakan pathways ke jalan pengetahuan.
Pemberdayaan atau empowerment pendidikan merupakan kebijakan dan tindakan yang amat penting. Dalam era globalisasi, nasib kita ke depan, bukanlah sesuatu yang dapat ditentukan lebih dulu (predetermined), melainkan tergantung pada pilihan kita saat ini, yaitu pilihan yang sesuai dengan proses globalisasi ke depan, termasuk keputusan desentralisasi yang telah menjadi kesepakatan nasional.
Gelombang dan arus deras globalisasi tidak hanya membawa perubahan yang radikal dalam teknologi dan komunikasi, tetapi juga transformasi dalam hubungan antar penduduk di dunia. Difusi ilmu pengetahuan dan informasi membawa dampak dalam penyebaran kekuatan di antara negara dan bangsa di dunia. Perubahan yang radikal dalam ilmu pengetahuan dan informasi menciptakan peluang untuk memajukan mutu kehidupan manusia dan masing-masing individunya.
Pendidikan menjadi sentral jika kita menginginkan sukses menghadapinya gelombang globalisasi. Bagi sebuah bangsa dan negara begitu pula bagi warga negaranya, pendidikan merupakan sumber utama pengetahuan untuk mewujudkan keberhasilan dalam era ekonomi informasi baru. Pendidikan yang baik dan kuat merupakan kunci sukses menuju kemakmuran ekonomi dan standar hidup yang layak dan manusiawi.
Oleh karena itu, mutlak diperlukan kebijakan dan tindakan yang strategis dan efektif untuk mendiskusikan ilmu pengetahuan. Difusi ilmu pengetahuan dari seseorang ke orang lainnya tidak akan menyebabkan mengurangi kadar pengetahuan dari mereka yang membantu menyebarkannya. Sebaliknya semakin besar gudang pengetahuan yang dimiliki oleh suatu masyarakat maka akan semakin baik bagi kehidupan masyarakat dan warganya.
Pada saat faktor produksi, seperti tanah dan modal semakin lama semakin terbatas maka tidak begitu halnya dengan pendidikan. Pengetahuan adalah sesuatu yang dapat dibagikan dan semakin dibagikan kepada pihak lain, semakin akan berkembang.
Pengetahuan lebih dari sekadar kendaraan untuk melaju pada jalan ekonomi menuju kemakmuran. Pendidikan juga merupakan kendaraan utama untuk pemberdayaan warga suatu bangsa, untuk mengembangkan institusi demokratis; untuk menciptakan sistem operasi yang efektif dalam pemerintahan; untuk memerangi ketidakadilan, untuk mengikis kemiskinan dan penyakit; untuk memelihara identitas kultural; dan untuk memperkuat masyarakat yang berbasiskan kekuatan sipil (civil society).
Singapura negara tetangga terdekat Indonesia merupakan sebuah contoh nyata yang berhasil menciptakan knowledge based society. Sebuah negara yang hampir tanpa sumber daya alam, tetapi kini merupakan salah satu negara termakmur di dunia. Singapura juga termasuk negara yang terbersih dari noda-noda korupsi dan kolusi. Singapura juga termasuk negara yang dijuluki sebagai sebuah negara yang mempunyai keteguhan tekad untuk meraih sukses atau strong determination to succeed.
Salah satu indikator yang dipakai oleh oleh de Bono untuk mendukung pernyataannya adalah besar dana yang betul-betul dialokasikan untuk pendidikan. Pada tahun 1965 secara ajeg Singapura menginvestasikan uangnya sebesar 20% dari APBNnya. Pada tahun 1965 GNP Singapura baru mencapai $970 juta. Pada tahun 1996, setelah 31 tahun kemudian, GNP Singapura naik menjadi 24 kali lipat atau $23 miliar.
Sebaliknya Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang sangat kaya dengan sumber alam, akan tetapi menjadi nomor 1 dalam rendahnya dana yang diinvestasikan dalam pendidikan (dana nomor satu pula sebagai negara yang mempunyai kendaraan mewah terbanyak di Asia).
Oleh karenanya menumbuhkembangkan masyarakat yang berbasiskan ilmu pengetahuan, melalui keteguhan hati dan investasi yang tinggi merupakan tantangan terbesar bagi pendidikan, serta merupakan titik berangkat untuk menjabarkan tujuan-tujuan berikutnya baik pada tingkat nasional, lokal dan individual. Keteguhan hati dan investasi seperti itu, hanya mungkin terwujud jika didukung dan difasilitasi oleh sistem politik, kebijakan ekonomi, sosial, budaya dan pendidikan sendiri.

F.   Peluang Peluang di Era Digital
Perkembangan teknologi yang terjadi di dunia ini senantiasa membawa kemudahan bagi umat manusia.Digitalisasi media adalah salah satunya.Teknologi ini membuka jalan bagi meningkatnya jumlah lembaga penyiaran untuk bisa beroprasi di Indonesia.Era digital merupakan simbol gambaran manusia yang berpacu dengan kemajuan kekinian yang kita kenal dengan modernisasi.Modernisasi telah memicu sebuah dinamika kehidupan manusia di segala sisi dan sisi yang sangat jelas adalah tekhnologi komunikasi.Tolak ukur modernisasi adalah adanya kemajuan di bidang tekhnologi dan era digital.Media digital misalnya merupakan produk modernisasi.Ketika manusia telah bosan dengan layanan TV analog yang dianggap sudah kuno. Manusia berusaha untuk mencapai ruang baru, menciptakan model baru yang diproyeksikan mampu menjawab kebutuhan manusia akan informasi. Siaran televisi digital di Indonesia sudah tidak dapat terelakkan lagi keberadaannya.Sistem penyiaran digital merupakan perkembangan yang sangat pesat di dunia penyiaran di mana terdapat peningkatan kapasitas layanan melalui efisiensi pemanfaatan spektrum frekuensi radio. Sistem penyiaran media digital bukan hanya mampu menyalurkan data gambar dan suara tetapi juga memiliki kemampuan multifungsi dan multimedia seperti layanan interaktif dan bahkan informasi peringatan dini bencana.



BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Memang banyak kemudahan yang di peroleh dengan semakin berkembangnya era digital saat ini.Namun juga semakin banyak tantangan yang harus di  hadapai oleh masyarakat.Mengingat dampak yang sangat besar bila mengabaikan dampak negatif yang di timbulkan oleh kemajuan di era digital saat ini.Mendidik anak-anak juga bisa semakin sulit dengan seiring semakin berkembangnya teknologi di era digital.

                                            DAFTAR PUSTAKA

https://intanps89.wordpress.com/tag/decision-support-system-dss/
http://gaptex.com/pengertian-dss-dalam-sistem-informasi/
http://fajarilhamsyah06111137.blogspot.co.id/2008/06/pengertian-dss-decision-support-system.html
http://simstekpi06111043.blogspot.co.id/2009/02/pengertian-decision-support-system.html
http://haryo50e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2014/11/24/pemanfaatan-decision-support-system-dss-sebagai-market-basket-analysis-studi-kasus-pada-pt-coca-cola-amatil-indonesia/ 





Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Makalah Tantangan Era Digital"

Posting Komentar